Pengolahan Air Baku Menjadi Air Siap Minum

Pengolahan air baku menjadi air minum – Kehidupan makhluk hidup di dunia ini tidak lepas dari sumber air, khususnya bagi umat manusia. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia membutuhkan air, terutama air bersih. Untuk keperluan makan, minum, mandi, bahkan untuk kebersihan lingkungan.

Ada beberapa sumber mata air di dunia ini yaitu sumber air dari dalam tanah, seperti: air sungai, air laut, air danau, dan lain-lain, dan air bawah tanah, seperti: air sumur, air gua, dll.



Untuk jenis air di dalam tanah, proses pengolahannya akan lebih sederhana daripada air permukaan. Karena air tanah secara alami disaring oleh batuan dan struktur tanah di atasnya, seperti pasir, bebatuan, dan elemen lain yang terdapat di dalam tanah.

Berbeda dengan air yang ditemukan di permukaan tanah. Air jenis ini lebih mudah tercampur oleh polutan air, baik di udara maupun di permukaan tanah itu sendiri. Sumber air yang digunakan PDAM tidak langsung digunakan untuk kebutuhan air bersih masyarakat.

Air harus memenuhi kualitas tertentu agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Standar air bersih ada 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam penyediaan air bersih, PDAM bersumber dari mata air, sungai dan air pegunungan.

Sumber air tersebut akan diolah kembali oleh PDAM dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Air tersebut akan melalui proses pengolahan air sehingga layak untuk dikonsumsi masyarakat. Tapi tahukah Anda bagaimana air memiliki perjalanan panjang ke rumah kita? Yuk simak penjelasan singkatnya di bawah ini.

Sejarah pengolahan air sederhana oleh manusia

Sejak manusia mengenal api, sistem atau metode pengolahan air (terutama metode untuk mengolah air minum) telah berkembang. Cara paling umum adalah dengan merebus udara untuk mendapatkan udara untuk diminum. Namun cara ini hanya digunakan untuk sumber air bersih.

Pemanasan atau perebusan hanya untuk memastikan bahwa bakteri yang terkandung di dalam air dipastikan mati. Sedangkan untuk sumber air keruh (berwarna), berbau dan berasa, cara tersebut tidak bisa digunakan. Mengingat masih banyak yang harus dilakuIkan agar air tersebut dapat dikonsumsi

Pengolahan air baku menjadi air siap minum

Secara umum proses pengolahan air baku menjadi air siap minum dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Bagian Penampungan awal

Bagian tahapan ini disebut satuan Sadap Air (Intake). Satuan ini berfungsi sebagai penampung air pada sumber airnya. Selain itu, perangkat ini juga dilengkapi dengan filter Bar Sceen yang dapat digunakan sebagai pre-filter untuk benda-benda yang terendam (misalnya daun, kayu, dan benda lainnya).

2. Bagian Pengolahan Inti

Pada bagian ini, air di bagian penyimpanan awal diproses dalam beberapa langkah:

     a. Tahap Koagulasi

Pada tahap ini, air dari reservoir awal diolah dengan menambahkan tawas (aluminium) atau zat seperti garam besi (seperti Iron Salt) atau menggunakan sistem pencampuran cepat (Rapid Mixing).

Air kotor atau keruh biasanya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh oleh gravitasi, sehingga tidak dapat mengendap dengan sendirinya.

Tujuan tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid (zat yang membuat air keruh) sehingga membentuk partikel kecil, tetapi masih sulit untuk mengendap sendiri.

     b. Tahap Flokulasi

Proses flokulasi adalah proses menghilangkan kekeruhan air dengan menggumpalkan partikel menjadi partikel yang lebih besar (Particle Floc).

Pada tahap ini partikel kecil di dalam air akan dikoagulasi menjadi partikel yang lebih besar (flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya pada proses selanjutnya (akibat gaya gravitasi).

Pada proses flokulasi dilakukan dengan pengadukan secara perlahan (Slow Mixing).

     c. Tahap Pengendapan

Pada tahap ini, partikel yang terflokulasi secara alami akan mengendap di dasar reservoir karena massa jenisnya lebih berat daripada massa jenis unsur air. Kemudian, air mengalir ke tahap penyaringan di unit filtrasi.

3. Tahap Filtrasi

Pada tahap ini air disaring melalui media filter yang biasanya terdiri dari material berupa pasir dan kerikil silika. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bahan yang larut dan tidak larut.

Biasanya, setelah proses penyaringan ini, air dialirkan langsung ke unit penyimpanan akhir. Diperlukan proses tambahan untuk mendapatkan kualitas air yang lebih baik.

– Proses Pertukaran Ion

Proses pertukaran ion dirancang untuk menghilangkan polutan anorganik (kontaminan) yang tidak dapat dihilangkan dengan filtrasi atau presipitasi.

Dalam proses ini juga digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium dan uranium.

– Proses Penyerapan

Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan polutan organik, senyawa yang menimbulkan rasa, bau dan warna. Biasanya dengan memasukkan bubuk karbon aktif ke dalam air.

– Proses Disinfeksi

Sebelum masuk ke unit penyimpanan akhir (reservoir), air harus terlebih dahulu melalui proses desinfeksi. Artinya, proses penambahan zat kimia klorin bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya di dalam air.

4. Bagian Penampungan Akhir (Reservoir)

Air yang telah diolah disimpan sementara sebelum didistribusikan. Unit reservoir ini terletak pada suatu tempat dengan eleveasi yang lebih tinggi dari pada tempat-tempat yang menjadi sasaran sebaran. Cara ini menggunakan gaya gravitasi bumi, sehingga menghemat penggunaan pompa air.

Selanjutnya untuk menyalurkan air bersih digunakan pipa dengan berbagai ukuran agar air bersih dapat menjangkau rumah dan bangunan di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar