STABILITAS KAPAL

Stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal pada saat diapungkan, tidak miring kekiri atau kekanan, demikian pula pada saat berlayar, disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya pada saat kapal diolengkan oleh ombak atau angin, kapal dapat tegak kembali. 

Jenis-jenis stabilitas kapal

Stabilitas kapal dapat digolongkan didalam 2 jenis stabilitas yaitu Stabilitas Melintang Kapal dan Stabilitas Membujur Kapal.

  1. Stabilitas melintang kapal adalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.
  2. Stabilitas membujur kapal adalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah membujur yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.

Stabilitas Awal kapal 

Stabilitas awal sebuah kapal adalah kemampuan dari kapal itu untuk kembali kedalam kedudukan tegaknya semula sewaktu kapal oleng pada sudut-sudut kecil ( = 60 derajat ). Pada umumnya stabilitas awal ini hanya terbatas pada pembahasan pada stabilitas melintang saja. Didalam membahas stabilitas awal sebuah kapal, maka titik-titik (Titik penting dalam stabilitas kapal) yang menentukan besar kecilnya nilai-nilai stabilitas awal adalah : 

  1. Titik berat kapal (G)  adalah sebuah titik di kapal yang merupakan titik tangkap dari Resultante semua gaya berat yang bekerja di kapal itu, dan dipengaruhi oleh konstruksi kapal. arah gaya kerja titik berat kapal adalah tegak lurus kebawah. Titik berat kapal dari suatu kapal yang tegak terletak pada bidang simetris kapal yaitu bidang yang dibuat melalui linggi depan linggi belakang dan lunas kapal.Letak / kedudukan titik berat kapal suatu kapal akan tetap bila tidak terdapat penambahan, pengurangan, atau penggeseran bobot diatas kapal dan akan berpindah tempatnya bila terdapat penambahan, pengurangan atau penggeseran bobot di kapal itu :
    1. Bila ada penambahan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah kearah / searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang dimuat
    2. Bila ada pengurangan bobot, maka titik berat kapal. akan berpindah kearah yang berlawanan dan titik berat bobot yang dibongkar.
    3. Bila ada penggeseran bobot, maka titik berat sebuah kapal akan berpindah searah dan sejajar dengan titik berat dari bobot yang digeserkan.titik ini merupakan titik yang sangat mempengaruhi stabilitas kapal.
  2. Titik Tekan kapal atau  Titik Apung kapal ( B ) adalah titik stabilitas kapal Centre of buoyency sebuah titik di kapal yang merupakan titik tangkap Resultante semua gaya tekanan keatas air yang bekerja pada bagian kapal yang terbenam didalam air. Arah bekerjanya gaya tekan adalah tegak lurus keatas. Kedudukan titik tekan sebuah kapal senantiasa berpindah pindah searah dengan olengnya kapal, maksudnya bahwa kedudukan titik tekan itu akan berpindah kearah kanan apabila kapal menyenget ke kanan dan akan berpindah ke kiri apabila kapal oleng ke kiri, sebab titik berat bagian kapal yang terbenam berpindah-pindah sesuai dengan arah sengetnya kapal. Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal tersebut.
  3. Titik Metasentrum ( M ) stabilitas kapal adalah sebuah titik dikapal yang merupakan titik putus yang busur ayunannya adalah lintasan yang dilalui oleh titik tekan kapal.Titik Metasentrum sebuah kapal dengan sudut-sudut senget kecil terletak pada perpotongan garis sumbu dan, arah garis gaya tekan keatas sewaktu kapal oleng. Untuk sudut-sudut senget kecil kedudukan Metasentrum dianggap tetap, sekalipun sebenarnya kekududkan titik itu berubah-ubah sesuai dengan arah dan besarnya sudut oleng. Oleh karena perubahan letak yang sangat kecil, maka dianggap tetap.

metacenter STABILITAS KAPAL

Gambar stabilitas kapal  Kedudukan titk berat kapal, titik apung kapal , dan titik metasentrum kapal

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat olengnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya kemampuan kapal untuk menegak kembali. Besar kecilnya kemampuan sesuatu kapal untuk menegak kembali merupakan ukuran besar kecilnya stabilitas kapal itu. Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat dari olengnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal tersebut.

stabilitas kapal

stabilitas kapal

Diagram stabilitas kapal

Diagram stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M) pada posisi kapal tegak dan miring. Sebagai catatan G pada posisi tetap sementara B dan M berpindah kalau kapal miring.) Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan B dari kedudukannya semula yang tegak lurus dibawah titik berat G itu akan menyebabkan terjadinya sepasang koppel, yakni dua gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan, yang satu merupakan gaya berat kapal itu sendiri sedang yang lainnya adalah gaya tekanan keatas yang merupakan resultante gaya tekanan keatas yang bekerja pada bagian kapal yang berada didalam air yang titk tangkapnya adalah titik tekan. Dengan terbentuknya sepasang koppel tersebut akan terjadi momen yang besarnya sama dengan berat kapal dikalikan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas stabilitas kapal.

Perangkat stabilitas kapal

ada beberapa perangkat atu alat yang di gunkan untuk menjaga stbilitas kapal yaitu sirip lambung, tangki penyeimbang (ballast kapal), dan sirip stabiliser.

  1. sirip lambung : Sirip lunas atau disebut juga sebagai Bilge keel berfungsi untuk meningkatkan friksi melintang kapal sehingga lebih sulit untuk terbalik dan menjaga stabilitas kapal. Biasanya digunakan pada kapal dengan bentuk lambung V.
  2. tangki penyeimbang Merupakan tangki yang berfungsi menstabilkan posisi kapal dengan mengalirkan air ballast kapal dari kiri ke kanan kalau kapal miring kekiri dan sebalikanya kalau miring kekanan. tangki ini berfungsi untuk menjaga stabilitas kapal
  3. Sirip stabiliser merupakan sirip di lunas kapal yang dapat menyesuaikan posisinya pada saat kapal oleng sehingga dapat menjaga stabilitas kapal

 Dimensi Pokok Pada stabilitas Kapal

DIMENSI POKOK STABILITAS PADA KAPAL
         
kapal-tenggelam


1. Stabilitas Kapal
Stabilitas kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali tegak seperti posisi semula setelah mendapatkan gangguan dari luar seperi oleng karena pengaruh ombak laut. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat dikelompokkan menjadi dua hal besar yaitu factor internal dan factor eksternal.
a.       Factor internal adalah tata letak muatan, bentuk ukuran kapal, kebocoran akibat kandas atau tubrukan.
b.      Factor eksternal adalah factor yang di akibat kan oleh angin, ombak, arus dan badai.

Stabilitas kapal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu stabilitas kapal melintang dan stabilitas membujur.
a.       Stabilitas kapal melintang
Stabilitas melintang adalah sifat atau kecenderungan sebuah kapal untuk kembali kedalam keadaan semula setelah mendapatkan sengetan melintang  karena dari luar.
b.      Stabilitas kapal membujur
Stabilitas membujur adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali kedudukannya seperti semula setelah mengalami senget dari arah membujur akibat pengaruh dari luar.

2.         Stabilitas Positif, Netral dan Negative
a.       Stabilitas kapal positif
Stabilitas kapal positif ialah dimana G (titik graviti) berada dibawah titik M (metasentris)
Bila kapal menyenget. Maka timbullah sebuah moment penegak yang akan mengembnalikan kapal ke kedudukan seperti semula.
                       

Keterangan:
Wl         : water line
M          : metasentris
Gz         : lengan moment
BBi       : perubahan letak titik apung
Q          : sudut senget

b.      Stabilitas kapal Netral
stabilitas netral yaitu gaya kapal dimana titik G (gravity) dan titik M (metasentris) berimpit pada satu titik.
Bila kapal menyenget atau oleng karena gaya dari luar, tidak terdapat moment penegak maupun penerus. Sebabnya adalah letak titik G yang terlalu tinggi karena banyak konstrasi muatan bagian atas kapal.

Keterangan:
Wl       : water line ( garis air)
G         : gravitasi
M         : titik metasentris
B         : titik buoyancy (titik apung)


c.     Stabilitas kapal negative
Stabilitas negative adalah stabilitas kapal dimana titik G berada diatas titk M. bila kapal miring akibat gaya dari luar. Maka timbullah sebuah moment penerus kap setting moment, dengan demikian, maka kapal akan bertambah miring jika oleng, bahkan kapal akan terbalik.

Keterangan:
Cl        : center line                                          K         : Lunas kapal
Gz       : lengan momen
B1       : perubahan titik apung
M         : titik metacentris
B         : titik buoyancy ( titik apung)

3.         Kapal langser dan Kaku
a.      Kapal Langser atau tender
Kapal         : Stabilitas positif
Sebab        : GM-nya kecil, sehingga kembali ke kedudukan tegak lamban (karena  konsentrasi muatan ada di bagian atas kapal )
Sifat          : Olengan lambat
Kerugian   : Apabila cuaca buruk kapal mudah terbalik
Mengatasi  : 1. Mengisi penuh tangki dasar berganda
                    2. memindahkan muatan dari atas kebawah untuk menurunkan letak titik G agar GM bertambah besar
b.      Kapal Kaku atau stif
Kapal         : Stabilitas positif
Sebab        : GM-nya terlalu besar sehingga momen penegaknya terlalu besar
Sifat          : Olengannya cepat dan menyentak-nyentak
Kerugian   : Tidak nyaman bagi orang dikapal dan dapat merusak konstruksi kapal
Mengatasi  : 1. Mengosongkan tangki dasar bergada
                    2. Memindahkan barang dari bawah keatas agar letak titik G bertambah keatas sehingga GM-nya bertambah kecil.

4.         Titik-titik penting dalam stabilitas
Ada beberapa titik yang sangat penting dalam ilmu stabilitas kapal yaitu titik berat (G), titik apung (B) dan titik metasentris (M)
a.   Titik Berat ( Gravity )
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak titik G ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin banyak bobot yang diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik Gnya.
Secara definisi titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya – gaya yang bekerja kebawah. Letak titik G pada kapal kosong ditentukan oleh hasil percobaan stabilitas. Perlu diketahui bahwa, letak titik G tergantung daripada pembagian berat dikapal. Jadi selama tidak ada berat yang di geser. titik G tidak akan berubah walaupun kapal oleng.

b.   Titik Apung ( Buoyance )
Titik apung (center of buoyance) diikenal dengan titik B dari sebuah kapal, merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari bagian kapal yang terbenam dalam air. Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B inilah yang menyebabkan kapal mampu untuk tegak kembali setelah mengalami senget. Letak titik B tergantung dari besarnya senget kapal ( bila senget berubah maka letak titik B akan berubah / berpindah. Bila kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.

c.   Titik Metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah titik semu dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150).
maka titik apung B bergerak di sepanjang busur dimana titik M merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of line) dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil, sehingga masih dapat dikatakan tetap. 
Gamabr : titik-titik penting dalam stabilitas kapal
Keterangan:
                    K     = lunas (keel)
                    B     = titik apung (buoyancy)
                    G     = titik berate (gravity)
                    M    = titik metasentris (metacentris)
                    d     = sarat (draft)
                    D     = dalam kapal (depth)
                    CL  = Centre line
                    WL = garis air (water line)

4.         DIMENSI POKOK DALAM STABILITAS KAPAL

a.      KM (Tinggi titik metasentris di atas lunas)
KM ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M, atau jumlah jarak dari lunas ke titik apung (KB) dan jarak titik apung ke metasentris (BM), sehingga KM dapat dicari dengan rumus :

KM = KB + BM

Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.

b.      KB (Tinggi Titik Apung dari Lunas)

Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat atau senget kapal., nilai KB dapat dicari :

Untuk kapal tipe plat bottom, KB = 0,50d
Untuk kapal tipe V bottom, KB = 0,67d
Untuk kapal tipe U bottom, KB = 0,53d

dimana d = draft kapal
Dari diagram metasentris atau lengkung hidrostatis, dimana nilai KB dapat dicari pada setiap sarat kapal saat itu (Wakidjo, 1972).

c.       BM (Jarak Titik Apung ke Metasentris)

BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran dimana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap tetap karena sudut olengnya kecil (100-150).
Lebih lanjut dijelaskan :

BM = b2/10d , dimana : b = lebar kapal (m)
d = draft kapal (m)

d.      KG (Tinggi Titik Berat dari Lunas)

Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment), selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity (VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot tersebut, selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan jumlah bobot menghasilkan nilai KG pada saat itu.

Untuk menghitung nilai KG dapat kita gunakan rumus:

contoh soal :
Sebuah kapal yang memiliki displismen 8000 ton, dan KG = 5,50 meter. Kemudian sampai di pelabuhan I melakukan pembongkaran 300 ton, dengan titik berat 3,27 meter. Kemudian melakukan pembongkaran lagi di pelabuhan II 150 ton, dengan titik berat 4,24 meter. Kemudian memuat 400 ton air tawar di pelabuhan III, dengan titik berat 2,56 m.
Hitunglah KG kapal tersebut setelah melakukan kagiatan akhir tersebut.
Jawab :
Kegiatan
(w) ton
(d) meter
Moment
8000
5,50
44.000
Bongkar
- 300
3,27
-981

-150
4,24
-636
Muat
400
2,56
1.024
∑m

∑w
43.407
Penyelesaian:

      = 43.407
                     7.950
           KG =  5,46 meter
                  Jadi, nilai KG kapal tersebut adalah 5,46 meter.


e.       GM (Tinggi Metasentris)

Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M.

Dari rumus disebutkan :
GM = KM – KG
GM = (KB + BM) – KG

Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas kapal selama pelayaran nanti.

Contoh soal:
Sebuah kapal berada di suatu pelabuhan dengan sarat rata-rata = 64 dm, akan melakukan kegiatan sebagai berikut :
Muat : 1000 Ton dengan titik berat muatan 5,2 m di atas lunas. Mengisi 420 Ton airtawar di tangki DB yang tinggi tangkinya 4 m dari lunas.
Bongkar :360 Ton muatan yang memiliki titik berat 10m di atas lunas. Dari data Hydrostatic Curves di dapat keterangan sbb : Displacement = 8200 Ton. TPC = 22
KM = 12 m. Jika dik : KG awal = 11 m & setelah kegiatan nilai KM di anggap tetap, maka hitunglah GM akhir kapal


Jawab :


No
Item
W
VCG
Moment
01
8.200
11
90.20
02
+
1.000
5,2
5.200
03
+
420
4
1.680
04
-
360
10
3.600
9.260
93.480
            Penyelesaian:                  
KG =∑ M 
                     ∑ W     
                   = 93.480 = 10,09
                       9.260
             GM akhir = KM – KG = 12 – 10,09 = 1,91 m


f.       Momen Penegak (Righting Moment) dan Lengan Penegak (Righting Arms)

Momen penegak adalah momen yang akan mengembalikan kapal ke kedudukan tegaknya setelah kapal miring karena gaya-gaya dari luar dan gaya-gaya tersebut tidak bekerja lagi.


Pada waktu kapal miring, maka titik B pindak ke B1, sehingga garis gaya berat bekerja ke bawah melalui G dan gaya keatas melalui B1 . Titik M merupakan busur dari gaya-gaya tersebut. Bila dari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1M maka berhimpit dengan sebuah titik Z. Garis GZ inilah yang disebut dengan lengan penegak (righting arms).

Seberapa besar kemampuan kapal tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting moment). Pada waktu kapal dalam keadaan senget maka displasemennya tidak berubah, yang berubah hanyalah faktor dari momen penegaknya. Jadi artinya nilai GZ nyalah yang berubah karena nilai momen penegak sebanding dengan besar kecilnya nilai GZ, sehingga GZ dapat dipergunakan untuk menandai besar kecilnya stabilitas kapal.
Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut:
Sin ? = GZ/GM
GZ = GM x sinus ?
Moment penegak = W x GZ

g.      Periode Oleng (Rolling Period)

Periode oleng dapat kita gunakan untuk menilai ukuran stabilitas. Periode oleng berkaitan dengan tinggi metasentrik. Satu periode oleng lengkap adalah jangka waktu yang dibutuhkan mulai dari saat kapal tegak, miring ke kiri, tegak, miring ke kanan sampai kembali tegak kembali.
Wakidjo (1972), menggambarkan hubungan antara tinggi metasentrik (GM) dengan periode oleng adalah dengan rumus :

T = 0,75
?GM

dimana, T = periode oleng dalam detik
B = lebar kapal dalam meter
Yang dimaksud dengan periode oleng disini adalah periode oleng alami (natural rolling) yaitu olengan kapal air yang tenang.

h.      Pengaruh Permukaan Bebas (Free Surface Effect)

Permukaan bebas terjadi di dalam kapal bila terdapat suatu permukaan cairan yang bergerak dengan bebas, bila kapal   mengoleng   di laut   dan cairan    di dalam  tangki bergerak-gerak akibatnya titik berat cairan   tadi tidak   lagi berada di tempatnya semula. Titik G dari cairan tadi kini berada   di atas cairan    tadi, gejala ini     disebut dengan  kenaikan semu titik berat, dengan demikian perlu adanya koreksi      terhadap nilai       GM yang kita perhitungkan dari kenaikan semu titik berat cairan tadi pada saat kapal mengoleng sehingga diperoleh nilai GM yang efektif.


Perhitungan untuk koreksi permukaan bebas dapat mempergunakan rumus:
gg1 = r . x l x b3
12 x 35 x W


dimana, gg1 = pergeseran tegak titik G ke G1
r = berat jenis di dalam tanki dibagi berat jenis cairan di luar kapal
l = panjang tangki
b = lebar tangki
W = displasemen kapal


5.         Menghitung KG dan GM
            Beberapa metode yang biasa digunakan dalam menghitung titik KG pada kapal, diantaranya dengan menggunakan rumus :
Contoh soal :
Sebuah kapal yang memiliki displismen 7.000 ton dan KG = 5,1816 meter melakukan bongkar 200 ton dengan titik berat 4,572 meter. Bongkar 150 ton, titik berat 3,048 meter. Memuat 400 ton. Titik berat 2,4383 m. mengisi 100 ton air tawar tangki penuh. Sebelumnya berisi setengah dan tinggi tangki 1,8288 m


Ditanya :
a.       Hitunglah KG kapal tersebut
Bila KM = 6,4008
b.      Bila tinggi M kapal dikehendaki 0,9144 m berapa banyak bobot yang harus dipindahkan dari bawah keatas sejauh 12,19 m?

Jawab:
Kegiatan
(w) ton
(d) meter
Momen
7.000
5,1816
36.271,2
Bongkar
-200
4,572
-914,4

-150
3,048
-457,2
Muat
+400
2,43884
975,36

+200
0,9144
182,88
∑w
7.250
∑m
36.057,84
Penyelesaian:
     = 36.057 ton
         7.250  ton
     = 4,9735 m

GM = KM – KG
        = 6.4008m – 4,9735m
        = 1,4273 m

GG =
 w    =
GG  = KG-KG
        = 4,9735m – 5,1816m
        = 0,2081

  w   = 0,2081m x 7.000 ton
                    12,1992m
        = 119,48 ton


6.         Satuan Muatan kapal / Perubahan Sarat Kapal
            untuk menghitung  satuan muatan kapal (perubahan sarat kapal) diperlukan data. TPI (ton per inch) atau TPC (ton per centimeter).

TPI adalah jumlah berat yang harus dimuat atau dibongkar untuk mengubah serat rata-rata kapal sebanyak satu Inch. sedangkan TPC adalah jumlah muatan yang harus dimuat atau dibongkar serat rata-rata kapal sebanyak satu Centimeter.

Bila dimuat bobot seberat  W ton. Dan serat rata-rata kapal bertambah dengan 1 Inch.
Maka
W        = TPI dan WW1=  LL1=1=1/2 kaki
Berat   =  TPI
            = barat air yang dipindahkan sebuah kotak WW1  LL1

Volume WW1  LL1    = AWP x 1/2\
                                    = AWP/12 x kaki³
            Beratnya          = AWP/12 x 35  = AWP/420
                              A   = AWP=Luas bidang air

Jadi TPI = AWP/420

Perhitungan TPI dan TPC (satuan Muatan Kapal)
a.       Rumus Mencari FWA
1.      Rumus mencari FWA dalam Inchi
Untuk mencari FWA dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
FWA= ∆/40 x TPI



Contoh soal
Berat benaman sebuah kapal adalah 11.000 ton dan TPI untuk sarat musim panas 40, hitunglah berapa FWA bagi kapal tersebut.
Jawaban:
FWA   = ∆ / 40 x TPI
            = 11.000/40 x 40
            = 11.000/1600
            = 6.78 Inchi

2.      Rumus mencari FWA dalam Centi Meter
FWA = ∆/4 x TPC
Contoh soal :
Berat benaman sebuah kapal adalah 13.000 ton. Dan TPC nya 50. Hitunglah FWA dalam Centi Meter.
Jawaban:
FWA   = ∆/4 x TPC
            = 13.000/4 x 50
            = 13.000/200
            = 65 cm

7.         Pergeseran titik G karena pemuatan dan pembongkaran
            Contoh kasus :
            Sebuah kapal displismen = 1500 ton, KG=12m, dimuat 200 ton dengan titik berat 10m diatas lunas. Ditanya: bagaimana pengaruh muatan tersebuta terhadap KG awal?
            Cara lama :
Muatan
Berat
KG
Momen
Disp
1500
12
18.000
Muat
200
10
2.000

1700
KG¹
20.000

KG¹ =  = 20.000/1.700= 11,765

GG¹ = KG¹ - KG = 11,765 – 12 = -0235

Rumus memuat
 GG¹=Wx(KG¹-KG)/?+_W
Contoh soal:
Sebuah kapal dengan ∆ 2000 ton, letak titik beratnya 10 kaki di atas lunas. Letak titil metasentrum 12,5 kaki diatas lunas. Sekarang dipindah muatan sebanyak 100 ton dengan titik berat 4 kaki diatas lunas ketitik berat 8 kaki diatas lunas.
Ditanya : tinggi metasentrum kapal itu sekarang

Jawab :
GG¹ = Wxd/∆+W
      = 10x(KG¹)-KG/2000+0
      = 100x(8-4)/2000
        = 400/2000
GG¹ =  0,2
KG  = 10
KG¹ = 10,2
KM = 12,5
GM = 2,3 kaki

Rumus bongkar

Contoh soal:
Sebuah kapal dengan ∆ 2200 ton, KG = 11, dibongkar 50 ton dengan titik berat 16? Diatas lunas.
Ditanya : letak titik berat sekarang diatas lunas.
Jawab :


           =
               =
GG¹  = -0,116

KG   = 11
KG¹  = 10,881

Tidak ada komentar:

Posting Komentar