PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

RINGKASAN
Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi logam uranium. Logam uranium selanjutnya diubah menjadi elemen bakar nuklir melalui proses fabrikasi. Bahan bakar nuklir kemudian dimasukkan ke dalam reaktor dan mengalami reaksi inti. Pada reaktor riset yang dimanfaatkan adalah neutron yang dihasilkan dalam reaksi inti, sedangkan pada reaktor daya atau PLTN yang dimanfaatkan adalah panas hasil fisi, yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap yang kemudian menggerakkan turbin-generator sehingga menghasilkan listrik. Bahan bakar bekas dikeluarkan dari reaktor untuk didinginkan selama beberapa waktu, kemudian diangkut menuju fasilitas pengolahan ulang. Unsur uranium sisa pembakaran dan plutonium sebagai hasil belah dipisahkan untuk dimanfaatkan kembali. Rangkaian proses ini disebut Daur Bahan Bakar Nuklir.

URAIAN
Penambangan, Pemurnian dan Pengayaan
Uranium yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir ditambang dalam bentuk bijih uranium, kemudian dimurnikan untuk menghasilkan uranium alam. Dalam uranium alam terkandung uranium dapat belah atau U-235 sebanyak 0,7%. Agar reaksi berantai dapat berlangsung di dalam reaktor nuklir, dibutuhkan uranium diperkaya yang mengandung U-235 sebesar 3-5%. Oleh karena itu, uranium harus diproses di fasilitas pengayaan. Uranium heksafluorida (UF6) merupakan salah satu senyawa uranium berbentuk gas pada temperatur kamar yang digunakan sebagai bahan baku pada fasilitas pengayaan. Uranium berbentuk padat pada suhu kamar harus dikonversi atau diubah menjadi UF6. Konversi UF6 yang telah diperkaya menjadi UO2 untuk bahan bakar yang digunakan di reaktor nuklir disebut konversi ulang.

Fabrikasi Bahan Bakar
Uranium dalam bentuk UO2 dimampatkan menjadi pelet. Selanjutnya pelet UO2 ini disusun dan dimasukkan ke dalam kelongsong logam. Beberapa kelongsong disusun menjadi bundel bahan bakar. Proses ini disebut fabrikasi bahan bakar. Bundel bahan bakar dimasukkan ke dalam reaktor nuklir sebagai bahan bakar.

Sifat Bahan Bakar Dalam Reaktor Nuklir
Di dalam reaktor nuklir, U-235 bereaksi dengan neutron termal dan membelah menjadi inti lain dengan membebaskan 2-3 neutron baru dan menghasilkan panas. Pada reaktor daya, panas yang dihasilkan digunakan untuk mendidihkan air, uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin-generator sehingga menghasilkan listrik. Neutron baru hasil pembelahan inti akan bereaksi dengan inti U-235 lainnya dan seterusnya menimbulkan reaksi berantai. Neutron yang bereaksi dengan U-238 akan membentuk plutonium (Pu-239). Plutonium ini memiliki sifat yang sama dengan U-235, yaitu dapat membelah setelah bereaksi dengan neutron untuk menghasilkan energi atau panas. Unsur hasil belah semakin lama semakin banyak, hal ini akan berakibat pada penurunan jumlah reaksi berantai karena mempunyai sifat menyerap neutron. Untuk mencegah penurunan reaksi berantai dibutuhkan penggantian bahan bakar. Proses penggantian dilakukan dengan mengeluarkan bahan bakar lama kemudian diganti dengan bahan bakar baru. Bahan bakar yang telah dikeluarkan dari dalam reaktor disebut bahan bakar bekas.

Bahan Bakar Bekas
Bahan bakar bekas disimpan di dalam kolam pendingin untuk jangka waktu tertentu, kemudian dikirim ke fasilitas olah-ulang menggunakan wadah khusus. Pengiriman bahan bakar bekas ke tempat penyimpanan antara lain dapat menggunakan kapal laut yang didesain secara khusus.

Penyimpanan Sementara
Fasilitas penyimpanan sementara dibuat dengan tujuan untuk pengelolaan bahan bakar bekas yang bersifat sementara sampai dilakukan proses olah-ulang. Model penyimpanan bahan bakar bekas ada dua macam yakni cara basah (di dalam air) dan cara kering (di dalam aliran gas helium atau udara). Penyimpanan cara basah sudah dilakukan selama puluhan tahun dan teknologi ini sudah terbukti aman, walaupun biaya operasi masih cukup besar. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan penyimpanan cara kering. Cara kering dibagi menjadi dua macam bergantung pada lokasi penyimpanan, yaitu penyimpanan bahan bakar bekas di dalam PLTN atau disebut At Reactor Storage (ARS) dan di luar PLTN atau disebut Away From Reactor Storage (AFRS).

Fasilitas Olah-ulang
Bahan bakar bekas yang telah dikirim ke fasilitas olah-ulang disimpan di dalam kolam penyimpanan selama jangka waktu tertentu (kira-kira 180 hari). Bundel bahan bakar dilepas dan setiap kelongsong dipotong menjadi beberapa sentimeter, kemudian potongan dikirim ke bagian lain untuk dilarutkan dengan asam sulfat. Larutan yang terbentuk dipisahkan menjadi larutan yang mengandung unsur hasil belah, uranium dan plutonium. Larutan yang mengandung unsur hasil belah diproses sebagai limbah. Larutan yang mengandung uranium dan plutonium dipisahkan dan masing-masing larutan dimurnikan di fasilitas pemurnian. Kemudian larutan yang mengandung uranium dijadikan serbuk UO3 dan larutan yang mengandung plutonium diubah menjadi larutan plutonium sulfat, dan menjadi produk akhir fasilitas olah-ulang.

Uranium dan plutonium yang dihasilkan dari proses olah-ulang bahan bakar bekas di dalam fasilitas olah-ulang disebut Uranium hasil olah-ulang dan Plutonium hasil olah-ulang.

Pemanfaatan Uranium hasil olah-ulang
Uranium hasil olah-ulang mempunyai tingkat pengayaan U-235 sekitar 0,8-1%, dan disebut pengayaan rendah karena masih mendekati kadar U-235 dalam uranium alam. Untuk melakukan pengayaan UO2 hasil olah-ulang diperlukan konversi ke UF6 sebagai bahan baku pengayaan. UF6 hasil konversi, meskipun berkadar U-235 rendah tetapi biaya pengayaan masih lebih rendah dibanding bahan baku uranium alam, sehingga sangat ekonomis. Rangkaian proses pemanfaatan uranium hasil olah-ulang menjadi bahan bakar baru disebut Daur Bahan Bakar Nuklir Tertutup.

Pemanfaatan Plutonium hasil olah-ulang

Untuk memperoleh campuran Uranium Plutonium Oksida, larutan plutonium sulfat dicampur dengan larutan uranium sulfat dan dipanaskan menggunakan gelombang mikro. Campuran oksida kemudian dibuat menjadi pelet dengan penekanan dan disusun ke dalam tabung kelongsong bahan bakar. Kelongsong disusun menjadi bundel bahan bakar. Bahan bakar jenis ini disebut dengan Bahan Bakar Campuran Uranium Plutonium Oksida (bahan bakar Mixed Oxide/MOX). Bahan bakar MOX dapat digunakan sebagai bahan bakar reaktor pembiak cepat (fast breeder reactor/FBR) dan untuk reaktor air ringan jenis Plutonium-thermal

Pengiriman Bahan Nuklir
Uranium diperkaya untuk kebutuhan percobaan di laboratorium dalam jumlah kecil, dikirim dalam bentuk logam uranium atau plutonium oksida. Uranium alam dikirim dalam bentuk yellow cake (serbuk kuning). Pengiriman bahan bakar bekas hasil olah-ulang dapat dilakukan dengan menggunakan kapal laut yang didesain secara khusus.

Proses Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif yang dimaksud di sini adalah limbah yang dihasilkan dari proses daur bahan bakar nuklir. Limbah radioaktif yang termasuk dalam klasifikasi aktivitas tinggi dihasilkan dari pelarutan bahan bakar selama proses olah-ulang. Kandungan utama limbah tersebut adalah larutan campuran bahan nuklir dan unsur hasil belah. Setelah dipisahkan, larutan hanya mengandung unsur hasil belah. Larutan kemudian dicampur dengan natrium boron oksida untuk dipadatkan menjadi gelas melalui proses pemanasan dan pendinginan (vitrifikasi), untuk selanjutnya disimpan selama 30-50 tahun di fasilitas penyimpanan sementara, kemudian disimpan di tempat penyimpanan limbah lestari (Geological Disposal).

GAMBAR

Gambar 1. Diagram Daur Bahan Bakar Nuklir
Gambar 2. Bahan Bakar Uranium

Jika seluruh rangkaian proses mulai dari penambangan uranium sampai dengan olah-ulang limbah dan penyimpanan akhir dapat dilakukan, maka sempurnalah rangkaian daur bahan bakar nuklir tersebut seperti terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Home

Tidak ada komentar:

Posting Komentar