Mekanika teknik adalah cabang ilmu teknik yang mempelajari keseimbangan
dan pergerakan benda akibat gaya yang bekerja padanya. Ilmu ini sangat
penting dalam perancangan struktur dan mesin agar aman dan efisien.
2. Konsep Dasar
Gaya dan Momen: Gaya adalah interaksi yang menyebabkan perubahan gerak
atau bentuk benda, sedangkan momen adalah kecenderungan gaya untuk memutar
benda terhadap suatu titik.
Keseimbangan Statis: Sebuah benda dikatakan dalam keseimbangan jika jumlah
gaya dan jumlah momen yang bekerja padanya sama dengan nol.
Hukum Newton: Prinsip utama dalam mekanika teknik, terutama hukum pertama
dan ketiga yang berkaitan dengan keseimbangan dan reaksi gaya.
Jenis Beban: Beban pada struktur dapat berupa beban terpusat, beban
merata, beban dinamis, dan beban siklik yang mempengaruhi kestabilan
struktur.
3. Tegangan dan Regangan
Tegangan Normal (σ): Gaya per satuan luas yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang penampang suatu material.
Tegangan Geser (τ): Gaya per satuan luas yang bekerja sejajar terhadap
bidang penampang.
Regangan (ε): Perubahan bentuk relatif suatu benda akibat tegangan yang
bekerja padanya.
Koefisien Poisson (ν): Perbandingan antara regangan lateral dan regangan
aksial dalam suatu material elastis.
4. Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa tegangan (σ) dalam material berbanding lurus
dengan regangan (ε) selama batas elastisitas tidak terlampaui. Secara
matematis, dinyatakan sebagai:
σ = Eε
Di mana
E adalah modulus elastisitas material.
Berikut adalah diagram sederhana yang menggambarkan
Hukum Hooke, yang
menunjukkan hubungan antara
tegangan (σ)
dan
regangan (ε)
pada material elastis:
Hukum Hooke dalam Grafik
Sumbu X (horizontal):
Regangan (ε)
Sumbu Y (vertikal):
Tegangan (σ)
Kemiringan grafik:
Modulus elastisitas (E), yang menunjukkan kekakuan material
Zona elastis:
Hubungan linier antara tegangan dan regangan
Batas Proporsionalitas:
Titik di mana hukum Hooke masih berlaku
Batas Elastis: Titik
di mana material mulai mengalami deformasi permanen
5. Analisis Struktur
Gaya Dalam: Gaya-gaya yang bekerja di dalam suatu elemen struktur, seperti
gaya aksial, geser, dan momen lentur.
Balok dan Rangka: Struktur yang sering dianalisis dalam mekanika teknik.
Balok mengalami lentur, sedangkan rangka terdiri dari elemen-elemen batang
yang hanya mengalami gaya aksial.
Diagram Benda Bebas: Metode untuk menentukan reaksi gaya dengan menggambar
gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda secara terpisah.
Metode Keseimbangan: Menggunakan hukum keseimbangan gaya dan momen untuk
menentukan gaya reaksi pada struktur.
6. Balok dan Lendutan
Balok adalah elemen struktur yang dirancang untuk menahan beban
transversal. Persamaan diferensial lendutan balok dinyatakan sebagai:
EI d²y/dx² = M(x)
Di mana
E adalah modulus elastisitas,
I adalah momen inersia, dan
M(x) adalah momen lentur sepanjang balok.
Distribusi Momen Inersia: Momen inersia adalah parameter penting yang
mempengaruhi ketahanan lentur balok.
Persamaan Elastisitas Balok: Menentukan hubungan antara beban, deformasi,
dan properti material.
Jelaskan apa itu momen inersia
Momen Inersia (I)
adalah ukuran seberapa besar sebuah objek atau struktur
menentang perubahan dalam gerakan rotasi terhadap sumbu
tertentu. Secara lebih teknis, momen inersia
menggambarkan distribusi massa objek terhadap sumbu
rotasi. Semakin besar momen inersia, semakin sulit bagi
objek tersebut untuk berputar.
Konsep Dasar:
Momen inersia tergantung pada dua faktor utama:
Massa objek: Semakin besar massa objek, semakin besar momen
inersianya.
Jarak dari sumbu rotasi: Semakin jauh massa objek dari sumbu rotasi,
semakin besar momen inersianya. Hal ini karena
kontribusi massa terhadap momen inersia meningkat
seiring bertambahnya jarak.
Rumus Momen Inersia:
Untuk titik massa
m
pada jarak
r
dari sumbu rotasi, momen inersia
I
dapat dihitung dengan rumus:
I=mr2
Di mana:
I
adalah momen inersia,
m
adalah massa titik,
r
adalah jarak dari titik massa ke sumbu rotasi.
Untuk benda kontinu, seperti balok atau silinder, momen
inersia dihitung dengan mengintegrasikan distribusi
massa sepanjang objek.
Contoh Momen Inersia untuk Benda-benda Umum:
Untuk benda berbentuk silinder padat dengan sumbu
rotasi melalui pusat:
I=21MR2
Di mana
M
adalah massa silinder dan
R
adalah jari-jari silinder.
Untuk balok dengan panjang
L
dan lebar
b, yang diputar sekitar sumbu yang melalui
pusatnya:
I=121ML2
Di mana
M
adalah massa balok dan
L
adalah panjang balok.
Pentingnya Momen Inersia:
Momen inersia penting dalam berbagai aplikasi, seperti:
Dalam mekanika struktur: Untuk mengetahui bagaimana sebuah struktur akan
mengalami deformasi atau lenturan ketika diberikan
beban.
Dalam rotasi: Untuk menghitung energi kinetik rotasi dan
menentukan seberapa besar torsi yang diperlukan
untuk memutar suatu objek.
Dalam desain mesin dan kendaraan: Untuk merancang sistem yang efisien dengan
memperhitungkan distribusi massa.
Secara keseluruhan, momen inersia adalah konsep dasar
dalam dinamika rotasi dan penting dalam analisis
mekanika teknik.
7. Stabilitas dan Kegagalan Material
Tekuk (Buckling): Fenomena yang terjadi ketika elemen struktur mengalami
ketidakstabilan akibat gaya tekan aksial yang besar.
Kegagalan Material: Terjadi akibat tegangan yang melebihi batas kekuatan
tarik, geser, atau tekan dari material tersebut.
Faktor Keamanan: Digunakan dalam perancangan untuk memastikan struktur
tetap aman dalam berbagai kondisi beban.
8. Penerapan Mekanika Teknik
Bangunan dan Jembatan: Prinsip mekanika teknik digunakan untuk memastikan
struktur bangunan dan jembatan mampu menahan beban yang bekerja, baik
statis maupun dinamis.
Kendaraan Bermotor: Analisis tegangan dan regangan digunakan dalam
perancangan rangka kendaraan agar kuat namun tetap ringan.
Robotika dan Mekatronika: Mekanika teknik digunakan dalam desain rangka
robot serta sistem aktuator yang memerlukan keseimbangan gaya dan momen.
Industri Manufaktur: Perhitungan tegangan digunakan dalam pemilihan
material dan desain mesin produksi untuk menghindari kegagalan mekanis.
Aerospace: Desain pesawat dan roket memerlukan pemahaman mekanika teknik
untuk menahan tekanan aerodinamis dan gaya struktural.
9. Kesimpulan
Mekanika teknik merupakan dasar dalam perancangan struktur dan mesin.
Pemahaman konsep keseimbangan, tegangan, regangan, dan analisis struktur
sangat penting dalam memastikan desain yang kuat dan efisien. Selain itu,
analisis stabilitas dan faktor keamanan sangat diperlukan untuk
menghindari kegagalan struktur. Penerapan mekanika teknik sangat luas,
mencakup berbagai bidang teknik seperti konstruksi, otomotif, robotika,
manufaktur, dan aerospace.
10. Contoh Soal
Soal 1:
Keseimbangan GayaSebuah balok horizontal dengan panjang 4 meter ditopang
di kedua ujungnya. Beban sebesar 200 N diletakkan di tengah balok. Hitung
reaksi gaya di kedua ujung balok!
Soal 2:
Tegangan NormalSebuah batang baja dengan luas penampang 50 cm² dikenai
gaya tarik sebesar 10.000 N. Hitung tegangan normal yang terjadi pada
batang tersebut!
Soal 3:
Momen Lentur Sebuah balok sederhana memiliki panjang 6 meter dengan beban
terpusat 500 N di tengahnya. Tentukan momen lentur maksimum yang terjadi
pada balok!
Soal 4:
Regangan dan Modulus ElastisitasSebuah batang logam dengan panjang awal 1
meter mengalami pertambahan panjang 0.002 meter akibat gaya tarik. Jika
modulus elastisitas bahan tersebut adalah 200 GPa, tentukan tegangan yang
terjadi pada batang tersebut!
Soal 5:
Tekuk (Buckling)Sebuah kolom baja dengan panjang 3 meter dan ditopang
secara sendi di kedua ujungnya mengalami beban tekan sebesar 50 kN. Hitung
apakah kolom ini akan mengalami tekuk jika modulus elastisitas baja adalah
210 GPa dan momen inersia penampangnya adalah 800 cm⁴!
Dengan contoh soal ini, diharapkan pembaca dapat memahami penerapan teori
mekanika teknik dalam perhitungan nyata.
Baik, berikut adalah contoh soal yang menggunakan
persamaan
EI d²y/dx² = M(x)
untuk menghitung lendutan pada balok.
Soal: Lendutan Maksimum pada Balok
Sebuah balok sederhana dengan panjang
L = 4 meter
ditopang di kedua ujungnya. Beban terpusat sebesar
P = 500 N
bekerja di tengah balok. Diketahui modulus elastisitas
E = 200 GPa
dan momen inersia
I = 8 × 10⁶ mm⁴. Tentukan lendutan maksimum pada balok!
Penyelesaian:
Menentukan Momen Lentur (M(x))
Momen lentur di tengah balok untuk beban terpusat
dihitung dengan rumus:
M(x)=2Pxuntuk 0≤x≤L/2M(x)=4PL−2Pxuntuk L/2≤x≤L
Gunakan Persamaan Lendutan
Dari
EI d²y/dx² = M(x), kita integrasikan dua kali untuk mendapatkan
persamaan lendutan.
Integrasi pertama:
EIdxdy=∫M(x)dx
Integrasi kedua:
EIy=∫(∫M(x)dx)dx
Substitusi Nilai dan Hitung Lendutan
Maksimum
Dengan kondisi batas dan penyelesaian integral,
diperoleh rumus lendutan maksimum untuk balok
sederhana dengan beban terpusat:
ymax=48EIPL3
Substitusi nilai:
ymax=48(200×109)(8×106×10−12)(500)(4)3ymax=48×200×8500×64ymax=7680032000ymax≈0.4167 mm
Jadi, lendutan maksimum balok akibat beban
500 N
adalah
0.42 mm.
Soal: Menghitung Momen Inersia (I) pada
Balok
Sebuah balok sederhana dengan panjang
L = 3 meter
ditumpu di kedua ujungnya. Beban terpusat sebesar
P = 600 N
bekerja di tengah balok. Lendutan maksimum yang diukur
di tengah balok adalah
y_max = 2 mm. Jika modulus elastisitas material balok
E = 210 GPa, tentukan
momen inersia (I)
dari balok tersebut!
Penyelesaian:
Gunakan Persamaan Lendutan Maksimum
Untuk balok sederhana dengan beban terpusat di
tengah, rumus lendutan maksimum adalah:
Momen inersia balok
I ≈ 803,000 mm⁴
atau
8.03 × 10⁵ mm⁴.
Anda bilang:
Sebuah balok sederhana dengan
panjang L = 3 meter ditumpu di
kedua ujungnya. Beban terpusat
sebesar P = 600 N bekerja di
tengah balok. Lendutan maksimum
yang diukur di tengah balok adalah
y_max = 2 mm. Jika modulus
elastisitas material balok E = 210
GPa, tentukan tegangan geser (τ)
dari balok tersebut!,
ChatGPT bilang:
Untuk menghitung
tegangan geser (τ)
pada balok yang terkena beban
terpusat, kita dapat menggunakan
pendekatan dari teori balok. Namun,
kita harus tahu bagaimana tegangan
geser terdistribusi di sepanjang
balok. Pada balok sederhana dengan
beban terpusat, tegangan geser
maksimum biasanya terjadi di titik
penopang.
Namun, dalam soal ini, kita lebih
fokus pada penggunaan data yang
sudah diberikan, terutama untuk
mencari tegangan geser yang terkait
dengan lendutan dan sifat material.
Langkah-langkah
Penyelesaian:
Menentukan Tegangan Geser
Menggunakan Gaya Geser pada
Penopang:
Tegangan geser pada titik
penopang dapat dihitung dengan
rumus:
τ=IbVQ
Di mana:
τ
= tegangan geser
V
= gaya geser maksimum
Q
= momen pertama dari area di
atas titik yang dihitung
I
= momen inersia penampang
balok
b
= lebar penampang balok
Dalam kasus ini, kita tidak
diberikan penampang balok secara
eksplisit, sehingga kita hanya
akan menghitung tegangan geser
berdasarkan kondisi yang ada.
Menentukan Gaya Geser
(V):
Untuk balok dengan beban
terpusat
P
di tengahnya, gaya geser
maksimum terjadi tepat di titik
penopang dan dihitung sebagai:
V=2PV=2600=300N
Menggunakan Lendutan untuk
Menghitung Tegangan
Geser:
Meskipun kita tidak dapat
menghitung tegangan geser
langsung dari lendutan maksimum
tanpa data tambahan tentang
penampang balok, kita bisa
menghitung tegangan normal pada
balok dengan rumus lendutan yang
sudah kita bahas sebelumnya dan
kemudian menggunakan asumsi
tentang distribusi tegangan
geser jika diperlukan.
Namun, dalam soal ini,
tegangan geser
biasanya dihitung berdasarkan data
tentang geometri penampang dan
distribusi gaya. Jika kamu memiliki
lebih banyak informasi tentang
ukuran penampang balok, kita bisa
melanjutkan dengan perhitungan yang
lebih lengkap.
😡😡😡😡😡😡😡😡
36 Votes
Carilah Reaksi Perletakan dengan Cara Grafis dan Analitis untuk gambar dibawah ini kemudian hitung dan gambar Bidang D (lintang), N (normal), dan M (moment). Soal No. 1 UAS Mektek I
PENYELESAIAN
Mencari Reaksi Secara Analitis:
ΣMB = 0 RA x 9.5m – P1 x Sin 45° x 8m – P2 x 5m – q x 1½m – q x ½m = 0 9.5RA – 3.6t x ½√2 x 8m – 2.6t x 5m – 1.6t x 1½m – 1.6t x ½m = 0 9.5RA – 3.6t x ½√2 x 8m – 2.6t x 5m – 1.6t x 1½m – 1.6t x ½m = 0 9.5 RA– 20.36 – 15 – 2.4 – 0.8 = 0 9.5 RA– 38.56 = 0 9.5 RA = 38.56 RA = 38.56/9.5 => RA = 4.059 ton
ΣMA = 0 –RB x 9.5m + P1 x Sin 45° x 1½m – P2 x 3½m – Q x 8½ = 0 –9.5RB + 3.6t x ½√2 x 1½m + 2.6t x 3½m – 1.6t x 4m x 8½m = 0 –9.5RB + 3.6t x ½√2 x 1½m + 2.6t x 3½m + 1.6t x 4m x 8½m = 0 –9.5RB + 3.818 + 9.1 + 54.4 = 0 –9.5 RB = –67.318 RB = = 7.086 ton
ΣKV = 0 RA + RB – P1 x Cos 45°– P2 – q x 4m = 0 4.059 ton + 7.086 ton – 3.6 ton x ½√2– 2.6 ton – 1.6ton x 4m = 0 11.145 ton – 2.545 – 2.6 ton – 6.4 ton = 0 11.145 ton – 11.545 = -0.4 ≈ 0
Bidang D
Titik A DA = RA = 4.059 ton
Titik C DCkiri = RA = 4.059 ton DCkanan = RA – P1 x Sin 45° = 4.059 – 3.6 x ½√2 = 4.059 – 2.545 = 1.514 ton
Titik D DDkiri = RA – P1 x Sin 45° = 1.514 ton DDkanan = RA – P1 x Sin 45°– P2 = 1.514 – 2.6 = -1.086 ton
Titik E DEkiri = RA – P1 x Sin 45°– P2 = -1.086 ton DEkanan = RA – P1 x Sin 45°– P2 – (q x 0 m) = -1.086 ton
Titik B DBkiri = RA – P1 x Sin 45°– P2 – (q x 0 m) = -1.086 ton DBkanan = RA – P1 x Sin 45°– P2 – (q x 3 m) + RB = -1.086 ton – (1.6 x 3m) + 7.086
= -1.086 ton – 4.8 ton + 7.086 ton = 1.2 ton
Titik F DFkanan = [RA – P1 x Sin 45°– P2 – (q x 3 m) + RB]– (q x 1 m) = 1.2 ton – 1.6 ton
= -0.4 ≈ 0
Bidang D
Titik A
MA = 0
Titik C
MC = RA x 1½m = 4.059 ton x 1½m = 6.088 tm
Titik D
MD = RA x 3½m – P1 x Cos 45° x 2m = 4.059 ton x 3½m – 3.6 x ½√2 x 2m = 14.206 – 5.090 = 9.116 tm
Titik E
ME = RA x 6½m – P1 x Cos 45° x 5m – P2 x 3m = 4.059 ton x 6½m – 3.6 x ½√2 x 5m – 2.6 x 3m = 26.383 – 12.726 – 7.8 = 5.857 tm
Titik G
MG = RA x (6½+ X) – P1 x Cos 45° x (5 + X) – P2 x (3 + X) – ½qX2 = 6½RA + XRA – 3.6 x ½√2 x (5 + X) – 2.6 x (3 + X) – ½ x 1.6 x X2 = 6½ x 4.059+ X x 4.059– 12.726 + 2.545X – 7.8 + 2.6X – 0.8X2 = 26.383+ 4.059X– 12.726 + 2.545X – 7.8 + 2.6X – 0.8X2 = 5.857+ 9.204X– 0.8X2 a = -0.8 ; b = 9.204 ; c = 5.857
X1 = -0.604 X2 = 12.109 karena > 4 m maka X2 tidak dipakai.
MB = RA x 9½m – P1 x Cos 45° x 8m – P2 x 6m – (q x 3m x 1½) = 4.059 x 9½m – 3.6 x ½√2 x 8m – 2.6 x 6m – (1.6 x 3m x 1½) = 38.560 – 20.361 – 15.6 – 7.2 = -4.601
Gambar “kira-kira” sebagaimana dibawah ini: Bidang D (lintang), N (normal), dan M (moment).